PERCAYA YANG MEMBELAH LANGIT

Ketika aku ditinggalkan sang kekasih rasanya hampa. Terpuruk di titik paling rendah. Karena aku sangat mencintainya, aku mempercayainya. Aku memilihnya, meski aku dijodohkan. Aku percaya padanya, bahwa Dia dewasa karena usia kami terpaut jauh. Sebuah cinta beda kasta, beda generasi. Awalnya kukira cinta yang sangat indah, aku sangat mempercayainya. Bahkan aku rela berbagi ketika kutahu […]

Continue Reading

Patah Hati Terhebat: Dia yang kusebut Biru

Nikmah Yuana (Diterbitkan dalam “RANAH HATI YANG RETAK” , Penerbit Alineaku) Dia yang kusebut Biru. Karena dia mengingatkan aku akan langit biru, tenang, nyaman, dan menyejukkan. Namun dia juga Badai, yang memukul-mukul perasaanku agar hilang, setelah dia menetapkan hatinya pada yang baru. Bisa dikatakan cinta beda kasta, ada jarak yang membentang diantara aku dan biru. […]

Continue Reading

MALAM TERAKHIR

Nikmah Yuana (Buku Antologi “Aku Sayang Keluarga” , Penerbit Alineaku) Ini malam yang kesekian kalinya aku membawa suamiku ke IGD RS Kariadi, karena anfal. Diperiksa sana sini, aku diminta tanda tangan pemakaian alat bantu pernafasan, dan alat kejut bila diperlukan. Aku tidak berpikir jauh-jauh karena biasanya suamiku ke Rumah Sakit mesti pulang. “Ibu nanti kalo […]

Continue Reading

MELEPAS DENGAN CINTA

NIKMAH YUANA (DITERBITKAN DALAM LINTASAN KASIH, PENERBIT ALINEAKU) Ketika ditinggal pergi suami dan menjadi janda. Status yang harus diterima meski tantangan berat, menjaga martabat, menjaga hati, dan menjaga kehormatan diri. Menebalkan diri Ketika dinyinyirin tetangga atau kecewa dengan teman sejawat. Aku harus menjadi ibu yang tangguh bagi kedua putraku. Dua putraku masih Pendidikan di luar […]

Continue Reading

SERPIHAN CORETAN

TULISAN-TULISAN YANG SUDAH DITERBITKAN Luru Permen di Toko Pecinan by Nikmah Yuana (Diterbitkan dalam Bunga-Bunga Ramadhan, Terbitan Alineaku) Ini adalah puasa pertamaku di masa kecilku, sekitar tahun 80 an.  Waktu itu aku kelas 5 SD, karena saking ngga kuat nahan lapar, seharian aku tidur hingga sore. Aku tidur dari pagi, hingga sore menjelang maghrib. Baru […]

Continue Reading