PASAR MALAM 2
Kali ini aku membantu bapakku jualan mainan di Pasar Malam Cologowok, daerah yang lumayan jauh dekat gunung Lasem. Kesananya mesti bersepeda aku dibonceng bapak, dengan kaki ditali depan. Buka dasaran menata mainan. Pasar malam sangat ramai. Aku paling suka mainan Ombak Banyu, Dermolen, atau Tong setan. Ombak banyu itu mainan atraksi yang terbuat dari kayu bundar, dan ada bangku yang melingkar. Nantinya penumpang memilih tempat duduk yang melingkar tersebut, ditunggu sampai penuh. Begitu penuh maka ada anak buah Pasar yang memegang dan nggandoli sambil berlari larian. Lama-lama Ombak banyu itu pun muter dan berputar naik turun. Tong setan adalah sebuah Tong yang bueesaar, didalamnya ada pembalap motor yang berputar-putar seperti kelereng dalam gelas. Meski posisi pembalap itu miring, tapi berdiri tegak di sepanjang titian Tong. Aku selalu heran dan was-was kalau-kalau pembalap itu jatuh. Lama-lama motor itu bisa naik mendekati penonton, suaranya menderu-deru memekakkan telinga.
Dermolen itu mainan anak kecil aku bilang, karena resikonya kecil. Hanya duduk manis di atas pelana kuda dan berputar dengan menyimak lagu anak-anak. Satu lagi Bianglala, nah atraksi ini resikonya besar, rasa was-wasnya besar pula. Aku hanya bisa memandang, belum pernah naik karena aku tidak punya uang. Minta uang sama Bapakpun ngga berani. Aku berjalan-jalan memutari lokasi sudah cukup bahagia, sambil melihat-lihat mainan yang tidak dijual bapakku, yaitu boneka dari bahan karet dan Ranjang pengantinnya. Dari dulu aku paling suka, pingin memiliki, namun sampai aku dewasa aku pun tidak memilikinya ha ha.
Hari ini jualan sepi, belum ada pembeli. Begitu ada pembeli diberinya aku uang 500, kupegang erat. Berjalan berputar lagi lalu aku membeli bolang baling, makanan kesukaanku. Termasuk martabak yang tidak terbeli karena bagiku sangat mahal.