ANAK TENGAH

Cerpen Event Spesial

PASAR MALAM 1

Waktu aku SMP kelas 1 diajak Bapakku dagang mainan di Pasar Malam. Pasar Malam itu berlokasi di belakang Pasar Lasem. Bapak membuka gelaran sebagai alas barang dagangan. Berbagai macam mainan digelar, ada mainan masak-masakan plastik, bed mainan, kompor wajan dari seng, boneka, dakon plastik, mobil-mobilan, dan Ceret. Ceret ini berwarna kuning, dari bahan plastik bisa diisi air. Meski aku anak pedagang jangan dikira aku tinggal ambil begitu saja, jawabannya tidak. Aku tidak punya sama sekali mainan, aku minta pun ngga berani. Di rumah aku juga tak tahu dimana Bapak menyimpan barang dagangan, sehingga aku ngga bisa nyolong.

Ceret itu aku pegang-pegang dengan rasa ingin. Datang pembeli dari jauh, aku lihatin seperti temen SMP ku yang cantik, populer “Isbandiyah”. Sepertinya dia tengah berjalan-jalan bersama ayah ibunya, lalu sampai di lapak Bapak, dia berhenti. Dia melihatku, aku malu sekali jadi anak pedagang. Dia cuek, lalu memilih mainan yang ada di depannya. Tiba dia memegang ceret kesukaannku itu. Ceret itu diambil, lalu diberikan ke ibunya,”Buk aku mau mainan ini.”

“Berapa Pak?” Ibu itu tawar menawar dengan Bapak. Ceret itu pun di bawa pergi Isbandiyah. Berikutnya aku membantu Bapak sampai lelah. Melayani pembeli, membungkus dengan diam. Tak sengaja aku memecahkan lampu teplok, aku takut Bapak marah. Aku diam was was. Begitu malam Pasar Malam mulai sepi pembeli, Bapak memberesi barang dagangan dimasukkan karung glangse. Pulang aku diboncengin sepeda sampai rumah.

Paginya Bapak diam saja. Sepertinya Bapak tak marah aku mecahin kaca lampu teplok, atau Bapak sengaja diam saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *