Tidak semua anak dilahirkan berani. Tidak semua anak dilahirkan percaya diri. Entah bawaan lahir atau karena asuhan si Adik ini anaknya penakut dan pemalu. Berbeda dengan kakaknya yang pemberani dan banyak omong, si Adik ini tumbuh jadi anak pemalu, pendiam, dan takut sama orang baru atau tempat baru.

Penulis maklum barangkali karena bibiknya (pengasuh) dulu pemalunya tidak ketulungan. Atau karena ketika dia tumbuh kembang, ayahnya jatuh sakit diabetes sejak dia usia 7 bulan. Waktu itu ayahnya jatuh sakit tak sadarkan diri, sehingga harus masuk rumah sakit bolak balik. Masih ingat waktu itu kakinya hampir divonis amputasi, didera sakit bertahun tahun. Tentunya tanpa penulis sadari, depresi mempengaruhi pikiran, yang pasti berpengaruh pada bayi. Pernah kulihat adik ketika baru bisa jalan, sambil jalan senggowang (berpangku tangan). Terus orang orang mecandai,” Sa kowe mikir bapakmu loro ya Sa.”
Saya kaget, ya Allah apakah karena aku sudah tidak sadar suka senggowang? Sejak itu aku bertekad untuk memperbaiki diri, boleh susah tapi dihadapan anak harus tetap bahagia.
Akibatnya adik ini suka malu sama orang. Ketika pertama masuk TK nangis terus tak berhenti sambil nengok ayah/ibunya. Alhasil kita gantian menunggu sekolah TK sampai pulang.

Tentu kita tidak diam atau menyerah. Kita harus mengejar ketinggalan dengan memperbaiki mental adik. Sedikit mulai dikurangi dapat ditinggal, tapi ayahnya janji istirahat sudah sampai di sekolah. Sesuai kesepakatan ayah mesti datang ketika istirahat, begitu adik istirahat ayah sudah dihalaman sekolah. Satu semester kemudian adik sudah sepenuhnya ditinggal, hanya dijemput jika pulang.
Penulis harus cari akal supaya adik berani dan percaya diri. Adik suka sekali dibacakan dongeng menjelang tidur. Aha saya harus cari buku yang tokohnya meneladani keberanian.
Waktu itu ada koleksi sepuluh sahabat cilik rosul. Ada Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Zubair, Zubair bin Awwam, Abdullah bin Zubair, Ali bin Abi Tholib, Zaid bin Tsabit, Usamah bin Zaid, Asma binti Abu Bakar, dll.

Yang favorit adalah Usamah bin Zaid. Diambil contoh karena di usia 17 Th Usamah telah menjadi panglima perang.
Lewat cerita cerita itu bisa dicontoh untuk teladan keberanian.
“Ayo dek kaya Usamah bin Zaid berani, ya!”