DANIK KORUPTOR KECIL ( DANIK 2)
Ayah Danik teller Bank, ganteng. Mamanya pintar masak dan stylis, cantik. Mamanya suka mewakili lomba-lomba ibu ibu PKK. Setiap kali mamanya lomba, tentunya bareng Bu Hasanah aku diminta menemani di rumahnya. Aku diajaknya naik pohon jambu, mangga, atau sirsat sambil mengambil buahnya yang matang. Kadang kala mengambil telur-telur kampung yang baru ditetas sama induknya. Oleh Danik telur itu dipecah di situ juga.
Kali ini Danik sering bawa uang yang cukup banyak bagi anak sekecil kami. Bila Danik menemukan uang menurut versinya, dia pura-pura mengorek-ngorek galian tanah , yang tentu sudah digali sebelumnya. Karena aku melihanya kurang natural.
“Eh Nik aku nemu duit.” Katanya pura-pura kaget, sambil meraih uang 5000. Waktu itu uang 5000 bisa buat beli buku bagus, jajan bakso, atau jalan-jalan.
Aku diam saja tanpa membantah. Lalu Danik mengajakku ke Toko Cina di dekat jalan besar Lasem, depan Masjid Jami. Di sebelah kanan berjejer toko-toko Cina. Toko yang kami datangi adalah Mbeng Seng, kami memilih milih buku bagus, harum wangi, bergambar artis di covernya. Kadang Marisa Haque, Meriam Bellina, Andi Mariem Mattalata, Grace Simon. Aku diberinya satu, kubawa pulang sambil bercakap-cakap.
Bila pergi jalan-jalan di RT 7 Danik menunjukkan sepetak tanah, dan ada bangunan setengah. Katanya itu bangunan rumahnya.
Mamanya suka mengkoleksi majalah, gambar desain rumah dan baju dibuat kliping. Aku tahu setelah ke depan ternyata Ayah Danik tersangkut kasus korupsi. Ayahnya dipecat. Suatu hari aku melihat Mama Danik marah” kencang, sambil memukul-mukul suaminya. Danik berlari ke rumahku dan bilang,” Nik kowe ojo moro omahku neh yo.”
Esoknya Mama Danik memberikan semua koleksi majalah Femina dan kliping-kliping desain rumah, interior, fashion padaku. Waktu itu aku kelas 1 SMP. Mama Danik tahu aku suka membaca.
Esoknya lagi rumah Danik sepi, mereka pindah ke Semarang. Ayah Danik tetap di Rembang.
Aku yang ditinggali Femina aku baca cerita bersambung sampai habis. Yang mengesankan adalah cerita “Tiga Perempuan”, sebuah cerita perempuna 3 generasi. Aku jadi mulai mengenal cinta dan indahnya mencintai. Cinta nenek yang menjadi istri selir keturunan Sultan, dia jatuh cinta dengan adik Romo yang menjadi dokter. Namun mereka tak bisa bersatu karena nenek adalah istri Romo. Lalu ibu generasi tengah yang sedang sakit, karena sakit ayah selingkuh dengan perawatnya sendiri. Hubungan ini membuahkan adik laki-laki seayah, lain ibu. Ibu meninggal dengan meninggalkan sakit hati. Generasi ke tiga adalah Sri yang pacaran dengan laki-laki masa kini. Banyak konflik, peran perempuan di bawah laki-laki.