Hari Jumat tanggal 7 Juli 2017 Ayah Teguh dapat undangan reuni chapter Semarang. Reuni dan halal bihalal itu dilaksanakan nanti sore di ruang VIP Super Penyet Gajah Mada.
Kita sudah berangkat pukul 16.00 Wib. Tak disangka ternyata jalan macet mulai dari Ngesrep hingga pasar Jatingaleh. Panjang lagi pula jalannya naik tanjakan Gombel. Suatu tempat yang sering ada kecelakaan dan terkenal angker.
Mau keluar pertigaan patung kuda aja tersendat sendat. Begitu mulai hijau, jalan tersendat. Mobil menumpuk dari empat arah: ADA, Ngesrep, Gombel, dan Gang kampung.
Kemudian lepas dari Bangjo Ngesrep masih macet lagi sepanjang jalan Gombel hingga Jatingaleh. Semua ini akibat pembangunan jalan layang yang tidak kelar kelar. Jalan yang sedianya dibuka di atas sudah ditutup kembali, karena akan dilanjutkan pembangunannya.
Menyetir di kemacetan jalan menanjak, tidaklah gampang. Mobil harus dipertahankan bertahan ditanjakan dengan mesin menyala. Ada dua cara untuk berhenti di tanjakan: setengah kopling atau pindah rem gas.
Setengah kopling aku sudah bagus. Tapi kalau di keramaian seperti ini (3 shaf) , aku cenderung pilih rem gas. Soalnya kalau setengah kopling di kemacetan sampai 1 jam ini, badan bisa grogi. Kalau grogi resiko tubruk belakang kalau nggelondor.
Perhatian harus fokus, amati depan, jaga jarak. Mobil maju sedikit tak perlu digas. Cukup pindah kopling dan injak rem. Jika mau jalan, rem tinggal dibuka sedikit, mobil akan laju. Seandainya kosong bisa gunakan setengah kopling, cuma syaratnya harus tenang.
Adzan Maghrib mobil masih di Pasar Jatingaleh. Belum lagi macet di Simpang 5. Wah bisa bisa sampai sana pukul 19.00 Wib.
“Nyantai lak wes Mah.” Ujar Ayah Teguh.
Betul juga sampai Simpang 5 jalan ramai dan padat. Mobil sliweran memutari Simpang 5. Keluar Simpang 5 kami tingak tinguk cari Super Penyet.
“Setelah jembatan Mah, seingatku.”
Jalan terus ke Optik Melawai, Ayah Teguh bingung. Telpon teman di rumah makan tidak diangkat. Kemudian tanya teman yang lain, katanya kebablasan. Hadeeh harus putar jalan Thamrin nih, pintu keluar ramai.
Sudahlah akhirnya kami putar balik jalan Thamrin kembali ke Simpang 5. Sampai di Thamrin, masuk kampung melewati jalan pintas.
Di kampung jalan sangat sempit. Apalagi jalan penuh mobil parkir. Untung mobil kami sudah pakai lampu Forzh.
Di jalan kampung banyak mobil parkir di jalan. Deretan mobil parkir menyusahkan mobil untuk bergerak.
Alhamdulillah kami pulang dengan selamat. Sholat dikerjakan jamak.