Oleh: Nikmatuniayah
Ketrampilan parkirku di area tengah sedikit terasah. Kali ini di kampus aku ambil posisi parkir ke tengah. Biasanya aku parkir di tritisan parkir roda dua.
Kampus sedang sibuk. Pulangnya kulihat banyak mobil di pinggiran jalan kanan kiri. Waduuh piye ki. Tarik mundur apa maju depan putar balik ya? Aku berpikir enak mana. Kuputuskan maju depan terus putar balik. Aku mulai naik maju depan, terus belok kanan. Depan belokan bertengger mobil parkir. Kayake kok ndak pas yo. Aku mau mundur, hand rem kulepas, gigi mundur, kugas athreet. Lho kok malah nggloyor maju.
Saking takutnya nyenggol langsung kurem penuh mendadak. Aku mulai grogi ingat di klinik kemarin. Ada Mas admin lewat kuawe awe,” Mas sini Mas tolong.”
“Jenengan mau kemana?”
“Mundur, tapi takut nabrak mobil depan.”
“Mundur bu, putar kanan dulu, terus balas ya.”
Aku mulai athreet, putar kanan balas. Lolos juga. Tapi jalan nurun kok ngglondor ya, tak seperti biasanya. Lho kok remnya ngeblong. Mobil kubawa pinggir, kucoba rem betul ngeblong. Aku pulang dengan hati hati, menghindari jalan nanjak. Resiko nanti tak bisa setengah kopling.
Sampai di rumah laporan suami. Suami lihat bawah ban mobil.”Lho Mah oli remnya kok bocor.”
“Kalo gitu langsung tak bawa bengkel aja Yah. Keburu olinya habis.”
“Ya hati hati ya Mah.”
Sampai di Sinar Barito mobil terpaksa menginap, karena sudah sore. Dari pemeriksaan diketahui bahwa kamper asnya perlu ganti dan rem belakang diperbaiki.