Bagaimana menyiapkan si sulung menyambut adik baru. Jangan sampai kehadiran adik mengancam posisi kakak. Kakak cemburu merasa tidak disayang lagi. Apalagi bulan bulan pertama mengasuh bayi, pasti waktu ibu banyak tercurah pada bayi. Terutama malam hari bukannya bobok, adik bayi malah melek begadang nangis terus. Ngompol, gerah, kepanasan atau kedinginan, ayah ibu harus siaga.
Pertama siapkan kakak sejak adik masih dalam kandungan. Menjelang tidur, ceritakan dalam perut ada adik bayi yang nantinya akan lahir di dunia. Ajak kakak bercakap cakap dengan adik di perut sambil mengelus elus perut bunda. Lebih bagus lagi jika si bayi sudah ada nama panggilan.
Kedua sertakan kakak jika bunda periksa kehamilan di bidan/ dokter. Biasanya ibu hamil akan rutin periksa kehamilan, perbulan di usia kehamilan 1 sampai 6 bulan. Berikutnya per dua minggu, mendekati 8/9 bisa per minggu. Ikuti perkembangan usia kehamilan dengan si kakak. Lebih bagus lagi jika punya buku tentang kehamilan, tunjukkan usia 3 bln seperti ini, di usia berikut sudah menghisap jempol. Kakak akan senang dengan perkembangan adik bayinya. Biasanya kakak sudah tak sabar menanti kelahiran adik.
Ketiga ajak kakak belanja perlengkapan yang perlu disiapkan untuk adik bayi. Baju, popok, celana, dan bedong. Alas tidur, bantal dan guling. Jika uang berlebih bisa membeli bed bayi.
Begitu adik mau lahir, ajak kakak ikut serta mendampingi ibu (menunggu di luar tentunya). Nah lahirlah adik. Ajak kakak melihat bagaimana memandikan adik bayi, membedaki, minyak telon, dan membedong. Jika adik sudah dapat duduk, ajari kakak mengganti popok/celana bayi. Biasanya kakak tak sabar menunggu adik besar. Dulu sulung heran, perasaannya adik bayi kok tiduran terus. Dia tak sabar mengajak adik main bola, “Ma adik kok tidur terus. Kapan besar?” demikian tanyanya terus.
Saking tidak sabarnya ada kejadian lucu. Penulis telah mengenalkan kakak pertumbuhan bayi dari kepala tegak, tengkurap, duduk, merangkak sampai titah. Waktu itu sulung (3 Th) buru buru lapor, “Ma adik sudah bisa tengkurap!”
Langsung penulis lihat, benar adik sudah mulai tengkurap. Selanjutnya setiap penulis di dapur, kakak selalu teriak adik tengkurap. Tapi kalau ditunggui kok tidak pernah tengkurap? Aneh.
Terakhir ayahnya pergi si kakak teriak lagi, “Ma adik tengkurap”. Langsung penulis lari ke kamar lihat adik tengkurap kepalanya tengel tengel. Hmm ini mesti dibalik,”Kakak tadi adik bayi dibalik biar tengkurap ya?”
Si Kakak senyum senyum nakal. “Tak boleh ya Kak. Tidak boleh dipaksa nanti ada saatnya adik tengkurap sendiri.”
Tips berikut menjelang adik balita, sertakan kebersamaan dalam kegiatan sehari hari. Mandi bersama, makan bersama, bermain bersama pula. Biasanya ada kalanya mereka berdua berantem. Tak usah risau bunda, lerai aja, tidak usah membela salah satunya. Sudah jamak kakak godain adik, si adik tak mau mengalah. Perlu dihindari hanya membela salah satu, atau dengan alasan mengalah sama adik. Nanti kakak bisa jengkel, atau balas dendam. Kadang si adik nakal juga, jangan belain adik terus. Ciptakan solusi damai aja. Seperti itu bunda.