Rabu 5 April 2017 di Rumah Baca Sampun Maos. Ramai ramai anak anak Pulesari bersepeda ke RB Sampun Maos. Kali ini jumlah anak kelas besar dan kecil seimbang. Riuh sekali suara candaan anak anak kala menunggu ustad datang. Namanya anak anak, adakalanya saling ejek, tendang tendangan, yang kalah nangis.
Saat ini bunda Nikmat berkesempatan melatih anak anak main angklung terlebih dahulu. Sudah 2 minggu anak anak tidak latihan, kalau tidak mereka bisa lupa memainkan nada yang diinginkan. Dimulai dari nada do, re, mi, fa, sol, la, si, doooo. Diulangi doo, si, la, sol, fa, mi, re, doo.
Begitu ya anak anak. Mulai deh kekacauan, biasanya pemicunya anak kelas besar.
“Konsentrasi! Fokus fokus!”
“Tidak perlu melihat punya orang lain.”
Permainan diulangi dua kali, ada saja yang lupa nada. Akhirnya permainan ke tiga dan ke empat lumayan deh. Klung klung klung…….
Kelas dimulai pun riuh tak seperti biasanya tenang. Karena kelas besar didominasi anak cowok, tahu sendiri bagaimana karakter anak cowok. Saling mengejek, tendang, ujung ujungnya nangis.
“Makanya ndak usah ejek ejekan ya. Satunya tak mau kalah jadi berantem deh,” nasehat bunda Nikmat.
Awalnya Ust Syamsul membuat soal matematika dengan tokoh seorang ibu yang membeli sejumlah gorengan. Terus satu anak nyeletuk, “Ibumu jual gorengan!”
Sementara anak yang merasa diejek tidak terima. Tendang, anak yang tadi nangis. Terpaksa bunda Nikmat turun tangan, “Hayoo tak boleh ngejek teman. Jual gorengan juga bagus, yang penting halal tho.”
Di sana kelas kecil ramainya pada minta perhatian Ust Jay. Mas mas aku mas. Semua rebutan minta soal hitungan. Sabar ya sayang, satu satu bergantian. Caranya angkat tangan tunjuk jari.
Kembali ke kelas besar riuh sekali. Semua pada bawa PR sekolah. Semua minta diajari mengerjakannya. Pinter pinternya Ust Samsul bagi tugas nih.
