BUNGA SEROJA

Puisi

Untuk Suamiku yang di sana

Tak ada yang sekonsisten dirimu:

Tak ada yang bersungguh selayaknya kuatnya pundakmu:

Aku ke rumahmu bertanya padamu:

Bersama ananda yang parasnya menurun dariku, watak humble darimu;

Bunga dari pasar ini kuanggap bunga seroja;

Bunga yang cantik indah belum mana kutahu;

Yasin dan Tahlil kupanjatkan , batin bersila ;

Rumahmu dipenuhi rumput-rumput dan alang-alang;

Seperti jodoh lewat kakek tua dengan parang, bersihlah bilah nisan;

Maafkan aku yang telah mengabaikan dan “bodoh”

Kali ini aku datang sendiri bukan mewakilkan;

Ingin bertanya padamu?

Tentang cinta biruku yang singgah, atau future

Aku mencintaimu: pelukmu yang hangat dan kepentinganku yang selalu dahulu;

Aku menangis, aku berbisik rahasia padamu: hanya kamu “Boleh?” ; “Apa kamu mengijinkan?”

Sayang, aku hanya percaya padamu

Setidaknya aku masih suci: tubuhku hatiku

Baiknya: aku terjaga dan suci

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *