AYO MONDOK
Buku ini menceritakan proses Nikmah Yuana mempersiapkan ananda pergi sekolah di pondok pesantren. Mulai pertama menanamkan cerita Nabi dari kecil, sahabat nabi, sholawat, dan wirid sesudah sholat. Dari kecil ananda dapat melihat kebiasaan mama berdoa dengan ucapan keras. Yah, Nikmah Yuana punya kebiasaan membaca Qur’an kenceng banget sampai terdengar tetangga kali hi hi, saking losnya. Membaca wirid kenceng juga, alias bengak bengok, menyanyi sholawat sekeras bisa he heh. Mengenalkan ananda ke tokoh kyai dan ulama dengan mendatangi mujahadah, lalu sabar ikut antri salaman kepada beliau. Sengaja Nikmah Yuana menggandeng putranya dibawa kehadapan langsung kyai tersebut minta doa. Lalu beliau mendoakan anannda sambil diusap-usap kepalanya. Menanamkan pada anak bahwa pondok pesantren adalah pendidikan terbaik, bukan karena dibuang atau nakal. Jadi masuk di pondok pesantren karena prestise; ujian masuk; tidak asal masuk. Seperti di Gontor harus persiapan diri dengan bekal bahasa Arab; hafalan; menulis imlak untuk menyisihkan ribuan pendaftar.
Bagaimana bertahan dan survive dalam kehidupan di pondok. Memberi rasa nyaman pada ananda ketika ananda maksa minta pulang atau boyong. Caranya dengan tidak menanggapi permintaannya, tetap stay didoain secara batin, minta kepada Allah yang maha membolak balik hati sang anak. Karena pada saat tiba masuk kelas, dengan sendirinya ananda akan packing koper tanpa disuruh he heh. Dan lagi ananda akan lupa ketika berjumpa dengan kawannya di stasiun kereta he he. Masalah biaya juga tidak perlu khawatir, karena anak mondok akan sholat jamaah 5 kali waktu lebih dari 40 hari. Insyaallah segala kesulitan akan diberi kemudahan termasuk rejeki. So berapapun biaya yang diminta; karena mondok di Gontor sangat mahal dan sering iuran terutama di kelas 5 dan 6 (SMA). Hampir samalah dengan SPP kampus he he. Alhamdulillah selalu ada buat Gontor Aamiin.