BEJANA KOSONG

Puisi

Oleh: Nikmatuniayah, Pulesari 1 H 1438 H

SAM_0688

 

 

 

 

 

 

 

Sombongnya raga ini

Yang berasa berakal tinggi

Padahal di atas gunung masih ada gunung

 

Tingginya hati ini

Yang berasa beramal ‘tuk orang papa

Padahal amalan selalu berkurang kurang jika disebut

 

Susahnya untuk ikhlas; seperti semut hitam yang meniti batu hitam

Dengan dalih publikasi untuk akuntabilitas

Facebook

WhatsAap

Twitter

Line

 

Duh Gustiku,

Seandainya itu mengurangi semua amalan yang lalu

Beri aku kesempatan untuk menambah pundi hisab kelak

Agar tidak seperti bejana kosong

Atau mestikah aku sembunyi seperti Rosulmu di Gua hiro?

Di jaman telematika ini adalah suatu keniscayaan

 

Aku hormat pada kekasih Mu yang berhati lurus tidak condong dunia

Yang tidak jumawa kala dipuja puja

Bagaimana bisa?

 

Syaitan tak kan berhenti membujuk

Iblis membawa membuai mimpi

 

Bejana kosong itu agar tak selalu kosong

Seperti walimu yang berlagak gila

Seperti walimu yang berucap serapah “Asu Dancuk!” agar orang tahunya orang tak beradat

Atau seperti walimu yang ngusir Andong agar orang tahunya seorang kusir

 

Tapi setidaknya aku hanya bisa seperti

Seperti seperti yang se per sekian

Karena aku selalu kembali salah dan berulang kembali salah

Astaghfiullah hal azhiim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *