NOBAR TEATER “SRINTIL” KONSEP

Event Spesial

Malam ini tanggal 26 Mart 2019, tepatnya Selasa malam bertempat di Gedung TBRS Semarang diselenggarakan Teater Konsep dengan judul “Srintil”. Malam ini kami bertiga: Vania, Anis, dan aku (Bu Nikmat) janjian ketemu di gedung luar TBRS. Ketika Bu Nikmat datang, tampaknya Vania dan Anis sudah menunggu. Di Luar Gedung orang orang sudah ramai pada antri masuk. Sebelumnya kami foto foto dulu di galery pameran lukisan. Pameran lukisan menceritakan kisah Srintil dan seputarnya. Di sini kami ketemu Reza, ketua Konsep angkatan sebelumnya. Oh, ya Konsep itu adalah komunitas seni Politeknik Negeri Semarang.

Srintil
Galery lukisan
Reza Konsep

Selanjutnya kami antri masuk arena teater. Ei kami foto -foto bersama tiket dulu dong he he. Sebagai eksistensi bahwa kami pecinta seni ha ha.. Pengunjung sudah penuh tuh, begitu masuk ruangan tampak gelap. Bu Nikmat yang baru pertama nonton teater heran, kirain kaya nonton ketoprak he he.

Tiket masuk
Pementasan

Srintil menceritakan kisah gadis desa yang sedang dibujuk oleh germo untuk menjadi wanita penghibur. Germo itu menjanjikan uang yang banyak dan kekayaan yang melimpah jika Sundari mau bergabung. Embok Sundari, berpesan supaya anaknya dijaga.

Alkisah ada seorang Juragan rokok yang tergila gila pada Sundari. Juragan itu berusaha merayu Sundari untuk dipersunting menjadi istrinya. Tentu saja dua kakanya tak setuju dan marah marah. Terjadi perkelahian antar kakak Sundari dan Juragan. Juragan tersebut luka dan minta pertolongan Sundari. Terjadi lagi adegan rayuan Juragan yang berusaha membujuk Sundari dan merayunya dengan getol. Sundari berusaha menunda -nunda dengan alasan meminta diberi tahu rahasinya rokok “Srintil” yang terkenal sangat enak.

Masa lalu Sundari
Sundari sinden

Terbetik kisah masa lalu Sundari yang menjadi sinden di pagelaran wayang kulit. Tiba-tiba datang gerombolan pengacau yang dipimpin oleh Juragan semasa muda. Juragan muda itu dengan pasukannya menembaki orang -orang petani dan mencuri rahasia rokok “Srintil” yang sebenarnya adalah milik ayah Sundari. Ayah dan Ibu Sundari pun tewas seketika. Kembali ke masa kini, masih dalam suasana rayuan, tiba-tiba Juragan batuk darah dan limbung. Sundari telah meracuninya sebagai pembalasan setimpal atas perbuatan bejatnya dulu. Sundari mengatai -ngatai dan marah dendam kesumat. Ending cerita disudahi dengan tembang megatruh “Lingsir Wengi”, suasana berubah kelam dan magic.

Secara keseluruhan cerita dan tokoh bagus. Musik diarrasement dengan baik. Hanya satu kurangnya, make up Juragan kurang detail. Seharusnya Juragan di masa kini terlihat lebih tua berusia setengah baya ketika merayu Sundari.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *