Suamiku
Dulu kala anak kita masih kanak-kanak
Kita mengajarnya dengan mendekatkan pada orang-orang shalih
Kumpul balung pisah ulama ulama Indonesia
Menyimak barjanji Said Aqil Syrod, yang kemudian sisa minumnya cepat kau dulang anakmu
Meskipun ndeso tapi air itu telah mengkristal karena bacaan barjanji
Dimana da Gus Mus kau membawa kami berempat dengan motor bututmu
Dimana ada Maulud Nabi Habib Umar kau bawa kami, dengan menikmati tampah kebuli, yang makannya muluk
Waktu itu anak kita geleng geleng karena jijik barangkali,
Kau memaksanya sesuap barang sesuap karena kebuli ini berkah
Dimana ada Habib Syeh kau bawa akami berempat, berdempetan lesehan dengan jamaah
Kadang agar anak anak betah kau membujuknya dengan jajan makanan
Sampai Maiyahan Cak Nun larut malam kau bawa kami dengan dalih menyimak puisi
Hingga anakmu bosan tertidur di pangkuanku
Pulangnya hujan deras bermotor kau teriak
“Ya Allah beri kami mobil agar kami tak kehujanan Ngaji!”
Sementara menjelang selapan Fosilatamma, siang anak-anak kau bawa bujuk tidur
Hingga melek sampai Tahlil, Sholawat, mutiara kata Ust Yahya Al Mutamakin
Bahkan Habib Lutfi pun kau perdengarkan di telinga anakmu
NKRI cinta Islam sampai mati!
Sholawat burdah Jumat Habib Smit
Kau ikuti dengan hikmad, karena sholawat ini ada berkah kesembuhan
Anak anakmu berlarian di Mimbar Suci
Kala bosan, kau kenalkan ngopi nasi kucing
Dalam budaya kau ajarkan anakmu
Dialog lintas agama ngisor ringin:
Mbak Yeni, Kyai Budhi, Romo Allosiyus
Tarian Sufi
Kyai Knajeng
Grebeg Maulud
Kau tak lelah dengungkan Sholawat
Sholawat cinta Nabi di telinganya
Aku rindu muhasabah
Kumpul dengan orang orang suci
Aku rindu lagu sholawat merdu itu
Sholaatu bissalaam bil mubin
Ya hana hana Ya hana hana
Kini tak bisa lagi kulakukan,
Keterbatasanmu kekuatanmu tlah menurun menurin
Aku hanya bias mengobati rinduku
Dengan lagu sholawat interet
Sementara di Kamar kau berbaring menyimak
Gustiku aku kangen muhasabah bersama orang-orang shalih
Aku rindu kehadiran Rosul Keaksih Mu
(2 Okt 2016 , Nikmatuniayah)