Sedianya hari ini anak anak les matematika. Namun hari ini Bunda Nikmat mengadakan acar dadakan nonton bareng vidio panggung gembira Gontor Pondok Modern Darussalam Jatim. Tujuannya adalah mengenalkan pendidikan pesantren yang selama ini awam bagi mereka.
“Sekolah di pondok itu bukan karena anak nakal atau dibuang. Tapi sekolah di pondok memang dituju, karena masuk di sini melalui proses seleksi. ” Begitu pembukaan Bunda Nikmat di acara nonton bareng. Lalu diceritakan ada 6 Pondok pesantren terbesar di Indonesia yang menjadi jujugan orang tua, termasuk pondok modern Darussalam Gontor ini.
Mulailah serangkaian acara pementasan di mulai. Ada pula serentetan rekaman kegiatan pesantren di pondok.
“Bu di pondok itu juga sekolah tho bu?” Tanya Villa. Anak anak awam tidak tahu kalau di pondok juga sekolah.
“Kalo pagi sekolah, siang sekolah madrasah, malamnya ada jam belajar.” Jelas Bunda Nikmat lagi.
Selanjutnya anak anak lihat pertunjukan berikutnya. Ada banyak tarian daerah: Jaranan, Reog Ponorogo, tari badana, tari Aceh, dan pantomim.
Sesekali bunda Nikmat menanyakan dari mana asal tari daerah tersebut. Sambil mengingat ingat pelajaran di sekolah. Ternyata tebak tebakan ini mengasyikan. Anak anak banyak yang asal jawab atau tidak tahu sama sekali.
“Tari Saman dari mana?”
“Jawa Barat.”
“Melayu.”
“Oh ya Melayu nya mana?”
“Jawa Timur!”
“Nah lho ngawur lagi.”
Lalu muncul tulisan Tari Aceh. “Ooo Aceh. Ha hahaha.” Mereka ketawa bareng.
Bersamaan itu pula rumah baca kedatangan tamu spesial. Yaitu Pak Slamet Surachmat ketua Lazis Baiturrahman Kota Semarang. Pak Slamet ini ke sini studi banding dan melihat lihat langsung suasana kelas. Rencananya beliau mau buka pustaka kebun di TPQ binaannya.
Beliau tanya tanya tentang sumber buku, jumlah buku, kegiatan les, mengaji, dan lain lain. Selesai kunjungan tak lupa kami berfoto bersama.
Begitu Pak Slamet pulang, nonton bareng nya dilanjutkan. Pamungkas tayangan pantomim horor. Ceritanya seorang vampir mau dioperasi oleh dokter dokter mayat hidup. Ternyata anak anak semua pada memperhatikan dengan seksama.
“Kalian ndak takut?”
“Ndak bu.” Mereka malah asik dan mentertawakan adegan lucu.
Ha hahaha