Wulan Maulid adalah bulan penuh rindu;
Kau ajari aku berkelana maulid dari surau ke surau;
Dari nggendong bayi hingga sang putra remaja;
Ada saat potret yang membekas di hati;
Kala itu kau kembali dari maulid malam 12;
Wajah penuh putih bercahaya, menenangkan;
Dengan koko dan peci putih bertengger;
Tampan, malaikat pun kalah;
Rasanya aku telah jatuh cinta ke dua kali;
Seperti selingkuh yang dihalalkan;
Sungguh aku telah jatuh cinta;
Kau bawa segenggam melati dari sana;
Kau taburkan padaku dan putra, terlebih untuk si kecil bilangan bulan;
Tampak puas dan terasa “surga”
Kulanjutkan ajaranmu berburu maulid;
Namun justru maulid ini membawa ingatan padamu;
Sholawat itu pun bawa pilu;
Rindu
Nikmah Yuana
Semarang, 14 November 2018