Jika aku ingat, kau bercerita kelak menimang cucu
Aku pun berharap besar
Jika aku ingat, kau minta diantar berobat tradisional di Yogya
Begitu keras keinginanmu (meski kuabaikan karena pernah salah)
Jika aku ingat, kau minta dibelikan batu bertuah (kuabaikan karena bagiku sugesti)
Jika kau membayangkan menunggu pelaminan anak pertamamu
Kau begitu sangat yakin,
Aku pun berharap besar
Jika kuingat kau bersikeras untuk memetik daun sukun kering yang masih bergantung dipohonnya
Tiap saat kau dengung dengungkan untuk memetik daun kering itu, yang masih dirantingnya
“Harus masih nempel dipohonnya, ” katamu saat itu
Dan meskipun aku telat memetik, kau tetap semangat memilah dan memotongnya
Aku tak pernah berpikir, daun kering itu pun tak habis
Aku merasa kasihan sangat dalam;
Semangat juangmu tak berbalas (karna aku takut salah )
Kini pun keadaannya sama;
Aku menyesal sangat dalam
Setidaknya aku memberimu rasa senang
Harapanmu terpupuk dengan:
Aku antar kau ke pijat tradisional;
Kubelikan kau kalung bertuah;
Kuseduh daun teh sukun sendiri;
Setidaknya kau kuberi kesempatan ;
Terobati semangat juangmu
Jika aku ingat mengabaikan semua itu ( karna aku takut salah )
Aku merasa kasihan sangat dalam!
“Kenapa kau tak kuberi kesempatan? Atau sekedar untuk memuaskan harapanmu?
Nikmah Yuana, Pulesari 4 Oktober 2018
