Sabtu ini hari yang menggembirakan. Sudah jamak memasuki hari Sabtu anak anak Sampun Maos lebih giat datang ke rumah baca. Yah, hari ini waktunya bersenang senang, ibarat sekolah tak ada pelajaran memusingkan hari ini. Tengok aja, Via jam 15.00 wib sudah mbedudul di Teras rumah baca, biasanya latihan dimulai setengah jam lagi. Via sudah duduk nyenuk menunggu guru musiknya dengan takjim. Selang kemudian datang Nadia dan Sindi. Nadia ini biasanya hanya melihat lihat latihan musik, tampaknya tertarik juga dengan musik. Ada kemauan, jadi Bu Nikmat ngajak gabung berlatih keyboard dengan Kak Vania yang cantik.


Latihan berikutnya Rebana, biasanya Tari Saman terlebih dulu. Berhubung Kak Seyla belum datang, rebanaan dulu deh. Awalnya kita mulai dengan menyanyi bersama, dengan bantuan streaming sholawat di internet. Bersama Mas Robby selanjutnya latihan rebana dimulailah. Alat alat mulai disiapkan dan dibagikan. Lagu sholawatan pertama adalah Ya Lal Wathon. Lagu ini diciptakan oleh KH Abdul Wahab Chasbullah, menceritakan tentang cinta tanah air. Berikutnya lagu Kisah Sang Rosul. Mas Robby meminta ada penyanyi laki laki, karena memang Sampun Maos belum punya penyanyi laki laki.
“Baiknya penyanyinya selang seling laki perempuan. Biar kelihatan bedanya.” Jelas Mas Robby.
Nah mulailah diadakan audisi dadakan untuk mencari vokalis cowok!


Di penghujung waktu tibalah Kak Seyla pelatih Tari Saman. Kak Seyla terlambat karena dari rumah kampung, Mijen jauuuh dari Tembalang Semarang. Berhubung hujan di luar hujan latihannya di dalam ruang. Anak anak mulai laki perempuan diminta duduk bersimpuh sejajar. Ambil vidionya dari atas kursi lho biar tampak semua. Semua anak laki perempuan harus ikut tanpa kecuali. Rata rata anak laki mengganggap tari itu pekerjaan perempuan, alias banci. Perlu diberi pengertian bahwa Tari tak mengenal gender. Bahkan Tari dapat mencerdaskan otak kanan. Ayo semua semangat.


